Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/
Dalam konsep retail modern, entitas bisnis retail harus dipandang
sebagai satu bagian atau mata rantai sistem distribusi barang dari hulu
ke hilir. Sebagai perantara antar supplier / distributor dengan konsumen
akhir. Karakteristik bisnis retail ditandai dengan adanya penjualan
dalam unit terkecil dan dalam partai kecil (small enough quantity) dan
adanya impulse buying, serta faktor kondisi toko yang sangat berpengaruh
terhadap citra toko.
Kesuksesan suatu entitas bisnis retail dalam penempatan posisinya
dipasar, baik pasar konsumsi maupun pasar sumberdaya, sangat dipengaruhi
kekuatan dalam faktor internalnya. Faktor internal tersebut, antara
lain aspek asets, aspek financial, aspek human resources dan aspek
mercendise. Keempat aspek tersebut saling terkait dan memperkuat satu
sama lainnya sehingga tidak ada pilihan lain kecuali memperkuat
performance kesemua aspek tersebut.
Selain aspek keempat internal tersebut, posisi pasar entitas bisnis
retail di kedua sisi pasar (pasar sumberdaya dan pasar konsumsi) juga
sangat ditentukan oleh beberapa factor lainnya. Factor-faktor tersebut
adalah (1) orientasi pasar, (2) kemampuan bersaing / posisi persaingan,
(3) penguasaan informasi dan teknologi, dan (4) kemampuannya untuk
menempatkan diri sesuai tuntutan pasar global.
Retail merchandising sebagai suatu pengejantawahan kekuatan internal
entitas bisnis retail, dalam konteks kekinian didefinisikan sebagai
rangkaian upaya peretail, untuk dalam penyaluran barang dan jasa dari
produsen, supplier / distributor ke konsumen akhir sesuai dengan
kebutuhannya. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui suatu bentuk
kolaborasi aksi secara simultan dengan supplier dalam format system
pasokan dan pengelolaan kategori barang yang berorientasi pada kebutuhan
konsumen.
Ada 4 fungsi dalam retail merchandising, yaitu pembelian
(purchasing), kondifikasi (manajemen data), penanganan barang dagangan
dan fingsi penjualan. Fungsi pembelian terkait dengan upaya pengadaan
barang melalui hubungan bisnis yang dijalin dengan para supplier.
Orientasi fungsi ini adalah pada sisi pasar sumberdaya. Fungsi
kondifikasi terkait dengan segenap upaya pengelolaan data barang dengan
prinsip category management. Fungsi penanganan barang dagangan terkait
dengan segenap upaya yang dilakukan dalam proses keluar-masuknya barang
dalam inventory toko. Sedangkan fungsi penjualan berorientasi kepada
pasar konsumsi yang merupakan sumber pendapatan dan keuntungan.
Fungsi penanganan barang dagangan meliputi segenap proses yang
dimulai dengan proses pemesanan (ordering), penerimaan (receiving),
pengambilan barang ke supplier (returning), pemusnahan barang tidak
layak jual dan tidak bisa retur (un-saleable & returnable items),
dan proses transaksi internal. Sebagai sebuah rangkaian proses,
keseluruhan proses keluar-masuknya barang dapat diformulasi dalam konsep
keseimbangan inventory, dan turunannya, yaitu konsep pengendalian
inventory dan perumusan perhitungan jumlah order barang. Lebih lanjut
lagi, konsep keseimbangan ini memungkinkan dilakukannya pengukuran
terhadap keberhasilan proses penanganan barang.